Thursday, March 23, 2017

USLUB MEMUJI DAN MENGHINA (اسلوب المدح والذم)



USLUB MEMUJI DAN MENGHINA (اسلوب المدح والذم)
Dalam ilmu nahwu dikenal beberapa uslub yang disebut assalibu an-nahwiyah  (الاساليب النحوية) , yang merupakan jamak dari kata اسلوب . Kata اسلوب berarti gaya bahasa dalam bahasa Indonesia   (kamus mutarjim), diantara uslub-uslub yang ada dalam ilmu nahwu adalah uslub istifham ,uslub sarti, uslub tahdir,uslub igra,uslub tanaju, dan uslub madh wa dzam yang akan saya bahas dalam postingan kali ini.
Ulama ahli nahwu membagi uslub madh wa dzam(اسلوب المدح والذم) menjadi 3 bagian,yaitu:
1.      Uslub madh wa dzam dengan menggunakan kata نعم untuk memuji dan  بئسuntuk meghina.
2.      Uslub madh wa dzam dengan menggunakan kata حبذا untuk memuji dan  لا حبذاuntuk menghina.
3.      Uslub madh wa dzam dengan menggunakan wajan fiil tsulasi.

A.    Uslub madh wa dzam dengan menggunakan kata نعم dan  بئس

1.      نعم dan  بئس
Para ulama berbeda pendapat tentang نعم dan  بئسapakahtermasuk fiil atau isim, ulama Bashrah berpendapat bahwa keduanya adalah fiil dengan beralasan keduanya bisa dimasuki oleh ta ta’nis sukun dan merafakan failnya seperti dalam contoh نعمت المرأة فاطمة, ulama kuffah  berpendapat bahwa keduanya adalah isim dengan beralasan keduanya bias dimasuki alif lam seperti dalam contoh , saya sendiri sependapat dengan ulama Bashrah karena hujah mereka kuat dan paling banyak dijadikan referensi oleh ulama lainnya.
2.      Memuji dan menghina menggunakan نعم dan  بئس
a.      Unsur-unsur
Sebelum kita membahas uslub ini lebih rinci saya akan menjelaskan usnsur-unsur yang terdapat dalam uslub ini terlebih dahulu. Unsur-unsur yang terdapat dalam uslub ini adalah sebagai berikut:
a.       نعم dan  بئس, merupakan fiil jamid yang bermakna memuji atau menghina
b.      Isim setelah نعم dan  بئس merupakan fail dari kedua fiil tersebut.
c.       Isim setelah fail نعم dan  بئسdisebut mahsus yang merupakan obkek dari pujian atau hinaan.
d.      Jumlah نعم dan  بئسbeserta fiilnya merupakan khabar yang didahulukan ia berirab rafa secara mahal(kedudukannya)
e.       Mahsus merupakan mubtada yang diakhirkan.



Jika kita buat skema untuk  uslub memuji dan menghina menggunakan نعم dan  بئسmaka gambarannya sebagai berikut:
Mahsus
Fail
نعم dan  بئس
محمد
الرجل
نعم
هند
المراة
بئست
Mubtada yang diakhirkan
Jumlah khabar yang didahulukan

b.      Fail dari نعم dan  بئس
Dalam membuat fail dari نعم dan  بئس bias dengan empat cara,yaitu:
1.      Berupa isim yang dimarifatkan dengan ال, seperti dalam contoh نعم الرجل محمد
2.      Berupa isim nakirah yang diidhafatkan kepada isim yang dima’rifatkan dengan ال seperti dalam contoh نعم مكان الجزاء الجنة
3.      Berupa dhomir mustatir yang dijelaskan oleh tamyiz seperti dalam contoh نعم خلقا الصدق
4.      Berupa isim mausul (من dan  ما) seperti dalam contoh نعم ما يقول العالم,بئس من يقول الكاذب

c.       Hukum-hukum mahsus
Mahsus atau isim yang menjadi objek pujian atau hinaan mempunyai beberapa keadaan dalam kalimat, sebagai berikut:
1.      Mahsus boleh didahulukan dari fiil, seperti dalam contohالصادق نعم الرجل , dalam keadaan seperti ini maka mahsus berkedudukan sebagai mubtada. Ulama nahwu menamai mahsus macam ini dengan mus’ir (مشعر) sebagai mana perkataan ibnu malik dalam magnum opus-nya kitab alfiyah ibnu malik,
وان يقدم مشعر به كفى # كالعلم نعم المقتنى والمكتفى
2.      Mahsus boleh didahuli oleh amil nawasikh, baik ia terletak setelah fiil seperti dalam contoh نعم الرجل كان محمدmaka dalam keadaan seperti ini mahsus berkedudukan sebagai isim كان dan fiil beserta  failnya berkedudukan sebagai khobar كان yang didahulukan, atau ia terletak sebelum fiil dan failnya seperti dalam contoh نعم الرجل كان محمد
3.      Boleh membuang mahsus jika terdapat indicator (qarinah) yang jika mahsus dibuang perkataan dapat dipahami, seperti percakapan 2 orang sahabat yang menceritakan kepintaran sahabatnya Ahmad  نعم الرجل, انه عالم  jika kita perjelas percakapan tersebut maka akan menjadi نعم الرجل احمد, انه عالم  kata Ahmad dalam percakapan tersebut dibuang karena kedua sahabat tersebut telah mafhum dengan yang Ahmad yang diceritakan.




B.     Uslub madh wa dzam dengan menggunakan kata حبذا dan  لا حبذا

1.      حبذا dan  لا حبذا
حبذا merupakan rangakaian dari dua kata, berupa fiilحبyang berarti suka atau cinta danذا isimisyaroh yang berbentuk mufrad mudzakar , sedangankan لا حبذا dengan tambahan  لا nafyi yang menjadikan maknanya menjadi negative.
2.      Unsur-unsur
Seperti pada pembahasan uslub madh wa dzam dengan نعم dan  بئس, حبذا dan  لا حبذا juga mempunyai unsur-unsur yang berbeda dengan sebagai berikut:
a.       حب merupakan fiil madhi jamid (yang tidak di derivasi) .
b.      ذا merupakan fail dari حب.
c.       Isim nakirah setelah ذا berkedudukan sebagai tamyiz yang menjelaskan ذا.
d.      Isim marifat setelah tamyiz berkedudukan sebagai mubtada yang diakhirkan.
e.       Khobar dari mubtada adalah jumlah fiil fail beserta tamyiznya.
Jika kita buat skema untuk  uslub memuji dan menghina menggunakanحبذا dan لا حبذاmaka gambarannya sebagai berikut:
Mahsus
Tamyiz
Fail
Fiil
الجنة
المئوى
ذا
حب
النار
المئوى
ذا
لاحب
Mubtada yang di akhirkan
Jumlah khobar yang didahulukan

3.      Hukum-hukum mahsus
Para ulama nahwu berbeda pendapat tentang penempatan mahsus untuk حبذا dan لا حبذا, Imam Abdul Rahman Al-makudi dalam syarahnya terhadap kitab alfiyah ibnu malik mengatakan bahwa mahsus pada حبذا dan لا حبذاharus berada setelah fiil dan fail, sedangkan A. Sohib Khairani seorang ahli nahwu asal Indonesia dalam bukunya Audlohul manaahij berpendapat bahwa mahsus pada حبذا dan لا حبذا boleh didahulukan seperti dalam contoh الصالح حبذا عبدا, bahkan beliau menambahkan bahwa tamyiz boleh didahulukan dari mumayaznya seperti alam contoh رجلا حبذا الصالح .

C.    Uslub madh wa dzam dengan menggunakan wajan fiil tsulasi
Para ulama juga membolehkan membuat uslub madh wa dzam dengan menggunakan fiil, dengan syarat sebagai berikut:
1.      Fiil harus terbuat dari fiil tsulasi
2.      Berwajan فعُل  (dhamah a’in fiil)
3.      Fiil berbentuk jamid (tidak diderivai)
4.      Adapun amalnya mengikuti amal نعم dan  بئس
Catatan : jika fail fiil tersebut berbentuk mustatir yang kembali kepada tamyiz setelahnnya, maka ada 2 alternatif dalam penulisan fiilnya, sebagai berikut:
1.      Fiil berbentuk mufrad secara mutlak baik failnya berbentuk tasniah, muanast, atau jamak
2.      Fiil menyesuaikan dengan failnya.






1 comment:

  1. Casino, Hotel and RV Park, Atlantic City, NJ - MapYRO
    Find Casino, Hotel and RV Park, Atlantic City, NJ, real-time driving directions to 남양주 출장마사지 Casino, 아산 출장샵 Hotel and RV 전라북도 출장샵 Park, 김포 출장안마 Atlantic City, 전라북도 출장샵 NJ.

    ReplyDelete

loading...