Friday, May 5, 2017

Pembahasan khobar lengkap



KHOBAR
Materi ini sangat erat kaitannya dengan materi sebelumnya, mubtada dan khobar adalah satu kesatuan yang tak terpisahkan, dua kaidah ini selalu dibahas dalam satu pembahasan, namun penulis sengaja memisahkannya dengan pembahasan mubtada dengan tujuan supaya setiap pembahasan dibahas secara terperinci.
KHOBAR
1.      Definisi
Banyak para ulama nuhat yang memberikan definisi terhadap kaidah ini, sehingga kaidah khobar banyak ditemukan dengan definisi yang berbeda, sebagaimana berikut :
a.       Syekh shalih al-usaimin
هو الاسم المرفوع المسند اليه 
b.      Syekh abdul rahman al-hatab ar-ruaini
هوالجزءالذي يتم به الفائده مع المبتداء
c.      Syekh al-jurzani
هو اللفظ المجرد عن العوامل الفظية مسند الى ما تقدما لفظا نحو : بكر قائم او تقديرا نحو: اقائم زيد
d.      Syekh abdul rahman ad-dakr
هو الجزء الذي حصلت به او بمتعلقه مع المبتداء غير الوصف
Dari empat definisi diatas dapat ditarik empat persamaan yang dapat menjadi konsep dasar dari khobar, yaitu:
1.      Isim yang beri’rab rafa’
2.      Sebagai penyempurna mubtada
3.      Terletak setelah mubtada

2.      Penjelasan
Khobar adala isim yang beri’rab rafa’sebagai mana mubtada dan termasuk anggota dari marfuatil asma bersamaan dengan mubtada, selain dari fail, naib al-fail dll.Adapun indicator/aamil yang melatar belakangi keadaan rafa’nya adalah mubtada, sebagaimana perkataan Imam Ibnu Malik dalam kitab alfiyah:
ورفعوا مبتداء بالابتداء # كذاك  رفع خبر بالمبتداء
Keberadaan khobar berfunsi sebagai penyempurna mubtada, karena tidak mungkin mubtada dapat dipahami tanpa adanya khobar, karena salah satu syarat pembentukan kalam dalam bahasa arab harus lah murakab (tarkib isnadi) dalam artian adanya ketersusunan antara dua unsur atau lebih yang saling menyempurnakan makna, seperti dalam contoh الحمد لله
Pada dasarnya letak khobar itu setelah mubtada, namun dalam beberapa keadaan khobar malah harus diletakan sebelum mubtada, seperti yang telah penulis  dijelaskan dalam bab mubtada terdahulu.
3.      Klasifikasi khobar
Agus S. Kahaerani  dalam kitab Audloh Al-manaahij  megklasifikasikan khobar menjadi tiga   bagian :
a.       Khobar mufrad
Khobar mufrad ialah khobar yang dibentuk dari isim jamid (isim bukan dari hasil penderivasian), seperti dalam contoh  هذا قلم, atau isim musytaq (isim yang merupakan hasil derivasi dari fiil/masdar) seperti dalam contoh انا قائم, atau muawwal bil musytaq (isim mausul, isim nisbat atau isim isyarah  dll.) seperti dalam contoh زيد هذا (اي الحاضر)  زيد عربي ( اى المنسوب بالعرب) ،  زيد الذى قام ( اى المعروف قيامه)
      b. Khobar Jumlah
          Khobar jumlah ialah khobar yang dibentuk dari jumlah sugra ( klausa minor) yang terdiri dari jumlah ismiyah atau jumlah fi’liyah seperti dalam contoh  زيد قام ابوه dan   زيد ابوه قائم. Dalam khobar al-jumlah disyaratkan adanya irthibat (keterkaitan) antara mubtada dan khobar, baik itu berupa dhomir dalam khobar yang kembali pada mubtada seperti dalam contoh sebelumnya, atau berupa isim isyarah yang menyimpan musyar ilaih yang kembali kepada mubtada seperti dalam contoh ولباس التقوى ذلك خير .
c. Khobar sibhu al-jumlah
   Khobar sibhu al-jumlah ialah khobar yang dibentuk dari susunan jar-majrur dan dharaf seperti dalah contoh زيد فى الدار، زيد امامك
Dua jenis khobar terakhir ini dalam mayoritas kitab nahwu disebut dengan khobar ghair al-mufrad.
Catatatn:
Istilah mufrad yang digunakan dalam bab khabar ini ialah mufrad dalam artian kebalikan dari jumlah, bukan istilah mufrad yang digunakan dalam bab i’rab.
Untuk lebih jelasnya saya akan menjelaskan perbedaan istilah-istilah mufrad dalam bab-bab ilmu nahwu.
1. Mufrad dalam bab kalam
ضد المركب
“Kebalikan dari murakkab”

2.  mufrad dalam bab i’rab
ما ليس مثنا ولا مجموعا ولا ملحقا بهما ولا من الاسماء الخمسة
"Ialah isim yang bukan termasuk tasniyah,jamak, mulhaq jamak dan asma al-khomsah (isim lima)” singkatnya mufrad dalam bab ini ialah mufrad yang dirafakan dengan dhamah, dinasabkan dengan fathah,dijarkan dengan kasrah.
3. mufrad dalam bab khabar
ما ليس جملة ولا سبيها بالجملة
“Ialah yang bukan merupakan jumlah atau serupa dengan jumlah”   
4.  mufrad dalam bab munada
ما ليس مضافا ولا شبيها بالمضاف
“ Ialah yang bukan merupakan idhafat  atau serupa idhafat”


 Referensi:
1.     Kitab audloh al-masalik
2.     Kitab mutammimah al-jurumiah
3.     Skripsi Husni Gundar (mubtada wa al-khobar fii surat al-a’raf)
4.   Kitab Jaami ad-Durus al-Lughah al-Arabiyah

0 komentar:

Post a Comment

loading...