Friday, March 3, 2023

Quantum Jati Diri

Oleh Ajang Muhammad Abdul Jalil

Cuplikan :
Paingan Dina setiap niyat kudu Aya kata "Karana Allah" atau للّٰه تعالي
Karasa ayena geuning cape hate, cape awak, hambur waktu jeng lebar Tanaga Oge potensi Ari Karana manusia mah.
Enya ge ges apal teori tapi praktekna mah, jirrr masih keneh amatir bahkan beginner keneh 😂😂😂
Otw Ningkatkan Skill Karana Allah dina Sagala perkara.
Lahaula wala Quwwata Illa Billah.
.
Sabenerna mah status utama urang sampai saat ini masih sebagai "Santri" bahkan bisa dikatakan Santri Abadi. Karena proses untuk menjadi seorang Ahli Ilmu membutuhkan 6 syarat yang salah satunya adalah "Tuluzzaman" yaitu durasi atau masa yang panjang.
.
Prinsip yang saya pegang teguh adalah tidak ada jalan pintas untuk menjadi seorang alim apalagi menjadi seorang Ulama, prosedur standarisasi uji kelayakan seorang Ulama yang pernah diungkapkan oleh Mantan Rektor Universitas Nidzamiyah (Imam Al-Ghazali) seperti yang termaktub dalam Minhajul Abidin, Ihya Ulumudiin, Misykatul Anwar dll rasa-rasanya masih relevan hingga kini.
.
Cukup dunia birokrasi, perpolitikan, Usaha, Ekonomi, pendidikan formal dan persilatan yang bisa mendapatkan jabatan dengan instan lewat tenaga dalam atau orang dalam. Dunia intelektual apalagi spiritualitas religius mah jangan.
.
Karena Ulama dadakan, Ulama warisan, Ulama freematur, Gurung gusuh jadi Ulama apalagi Ulama-ulamaan beresiko kepada nasib umat dunia sampai akhirat.
.
Seringkali bersandiwara dihadapan manusia dan menipu diri sendiri. Dihadapan manusia mungkin dianggap suci dan murni laksana air zamzam yang mengandung kejernihan dan kemuliaan. Namun, dihadapan Tuhan ternyata kita lebih najis daripada Babi. Bahkan dibandingkan dengan anak babi yang lahir diluar pernikahan ayah bundanya.
.
Apakah sandiwara itu lucu? Apakah drama kemunafikan itu seru? Apakah acting dua jiwa itu dikatakan berbakat? Jika ya, untuk apa? Siapa yang menggajinya? Kemudian adakah nominasi kejuaraan untuk acting sampah seperti itu?
.
Bagiku terlalu lelah untuk tidak menjadi diri sendiri. Saat ini mungkin tanganku dicium tangani oleh para orang-orang yang lebih suci daripada aku, tangan ini menjadi tersangka pencipta karomah nan penuh dengan keberkahan. Mereka menganggap bahwa tangan ini akan menjadi penyelamat mereka diakhirat kelak.
.
Padahal, betapa banyak "air mata Tuhan" mengalir tersebab karya karya dosa yang dengan bangga kupersembahkan di Hadapan-Nya.
.
Buah dari kegelisahan akibat panggung sandiwara kemunafikan yang abadi, dihadapan Tuhan dan manusia diluar dirinya. Niscaya manusia harus takluk dan percaya bahwa dirinya akan membawa solusi untuk sekedar menambal dan mempertahankan citra diri sebagai sumber segala.
.
Terbiasa dituhankan oleh manusia akhirnya  "melantik Tuhan sebagai Hamba nafsunya". Sadar atau tidak, kita lantas membalik perang bahwa Kita yang mempunyai kehendak dan Tuhanlah yang harus mengabulkan setiap keinginan. Laksana lampu ajaib berisi jin yang akan mengabulkan setiap permintaan. 
.
Kita lupa bahwa peran yang sesungguhnya adalah Tuhan yang maha berkehendak dan kitalah yang wajib mengikuti segala titah-Nya. Artinya, Melaksanakan "Perintah-Nya" dan "Menerima segala keinginan-Nya". 
.
Bertanyalah pada diri, peran mana yang sedang dijalani. Kita yang menjadi Tuhan dan Tuhan menjadi hamba, atau kita yang menghamba pada-Nya dan Tuhan benar-benar menjadi Tuhan? 
.
Istikhoroh adalah salah satu oleh-oleh Nabi saat Mi'raj untuk umatnya. Ia sejenis penengah antara sikap menuhankan diri dan menghambakan diri. Sejenis penurun tensi sikap lupa manusia bahwa Allah adalah dzat yang maha berkehendak. Rasa yang timbul adalah keyakinan dan takut jika kehendak manusia bertentangan dengan keinginan-Nya bahkan yang lebih parah adalah bertolak belakang dengan perintah-Nya. 
.
Pada dasarnya, istikhoroh adalah moment untuk berkonsultasi dengan-Nya. Posisikan Ia sebagai "Sang Maha Pemberi Solusi". Jika merasa tenang dan yakin saat berkonsultasi dengan konsultan ahli, maka setenang apakah aku jika aku berkonsultasi dengan Sang Maha Konsultan? 
.
Berserah diri dengan sadar peran dan posisi merupakan prosedur awal untuk mencapai Kelas Dasar Lillahi ta'ala (katanya). 
Singaparna 3 Maret 2023

0 komentar:

Post a Comment

loading...